Pages

Jumat, 16 Maret 2012

Hafalan Shalat Delisa










Delisa merupakan gadis kecil yang kebanyakan adalah anak periang, dia tinggal di Lhok Nga yaitu desa kecil yang ada di pantai Aceh, dan dia mempunyai hidup yang begitu indah. Sebagai seorang anak bungsu yang berasal dari keluarga Abi Usman, Ayahnya bertugas pada sebuah kapal tanker milik perusahaan minyak Internasional. Delisa begitu dekat sama ibunya yang ia panggil Ummi, beserta ketiga kakaknya yakni Fatimah, serta si kembar Aisyah dan Zahra.

Pada 26 Desember 2004, Delisa bersama-sama Ummi tengah bersiap menuju ujian praktek shalat tatkala tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang memadai membikin ibu serta kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba tsunami menghantam dan menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, serta menggulung tubuh kecil Delisa dan ratusan ribu orang lainnya yang ada di Aceh dan beberapa pelosok pantai yang ada di Asia Tenggara

Rembulan Tenggelam di Wajahmu






Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti memiliki banyak pertanyaan dalam hidupnya. Pertanyaan itu nantinya yang akan dijawab dalam perjalanan hidupnya, entah itu di awal, tengah ataupun akhir kehidupannya. Setiap orang pasti memiliki kesempatan untuk menerima jawabannya. Entah itu dari buku-buku. Dari penjelasan orang sekitarnya. Dari apa yang terukir di langit. Dari apa yang tergurat di bumi, atau dari apa saja. Namun tidak semuanya mengerti, tidak semua ‘mau’ memahami, dan tidak semuanya peduli. Rehan, seorang anak yatim piatu yang mengalami asam manisnya hidup dan pahit getirnya perjuangan, sehingga mengantarkannya menuju puncak kesuksesannya di waktu yang sangat muda. Dalam menempuh langkah demi langkah perjalanan hidupnya Rehan dihadapkan kepada pertanyaan besar yang tak kunjung jua terjawab oleh waktu yang ia lalui. Lima pertanyaan besar dalam hidupnya. Lima pertanyaan yang ditujukan untuk langit.

5 cm



Cerita berawal dari lima orang anak yang mengaku ”manusia-manusia yang agak pintar dan agak tolol” yang sudah kehabisan bahan diskusi dan hanya bisa ketawa-ketawa. Mereka sering mengesekusi hal yang tidak mungkin dan mencoba hal baru. Mereka adalah Genta, Riani, Arial, Ian, dan Zafran. Genta adalah orang yang mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Genta badannya besar, rambutnya lurus berjambul. Riani ini orangnya cantik, pakai kacamata, dan cerdas. Riani adalah aktivis kampus, karena dia pintar debat dan pintar karena dia banyak belajar. Arial orangnya ganteng, tinggi dan besar, sangat sporty, orang yang apa adanya, selalu menaati seluruh peraturan yang ada. Ian orangnya gendut, dan kepalanya botak plontos, orang yang suka sekali dengan bola. Ian juga suka terhadap permainan yang menantang. Zafran adalah orang yang akan bilang yang dia inginkan. Badan kurus sekali, bagaikan kapur tulis. Mereka berlima sedang berada di dalam mobil Ian. Karena bingung dan tidak tahu akan kemana, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke rumah Arial. Zafran senang sekali, karena dia menyukai adik Arial yang bernama Arinda, alias Dinda. Sesampainya di rumah Arial, mereka bertemu dengan Dinda yang membuat Zafran serasa terbang sendiri. Setelah itu, mereka bermain monopoli menghabiskan waktu bersama. Tak lama kemudian, mereka memutuskan untuk pergi ke Secret Garden, tempat biasa mereka berkumpul. Mereka berbincang-bincang tentang segala hal, mulai dari masa lalu mereka dan semuanya. Salah satunya adalah ”Finding Ian”. Dulu, Ian adalah anak yang hanya ikut-ikutan saja. Sampai suatu saat teman-temannya merasa kalau Ian tidak menjadi dirinya sendiri. Akhirnya mereka pun langsung memutuskan akan berbicara dengan Ian hari itu juga. Setelah menelfon Ian, mereka langsung menuju rumah Ian, dan mengajakanya ke sekolah SMA mereka dulu. Sesampainya di sekolah, Ian meminta maaf pada teman-temannya, karena mungkin sikapnya tidak membuat nyaman keempat temannya. Dan teman-temannya pun berkata mereka hanya ingin Ian menjadi dirinya sendiri. 

Senin, 05 Maret 2012

Negeri 5 Menara

Apa yang akan kamu lakukan jika keinginan kamu untuk meraih cita-cita ditentang orang tua ??
Apa yang kamu rasakan ketika menjalani kehidupan yang tidak sesuai dengan keinginanmu ??
Dan mana yang akan kamu pilih antara keinginan diri sendiri atau pilihan orang tua ??

Novel ini akan menjawab apabila menjalani pilihan orang tua dengan ikhlas dan sepenuh hati maka semua akan berakhir indah dan kebahagian untuk kita.

Novel ini bercerita tentang perjalanan seorang anak bernama Alif. Alif adalah anak desa yang ditinggal di Bayur , kampung kecil di dekat Danau Maninjau Padang, Sumatera Barat. Alif dari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi B.J Habibie, maka dari itu selepas tamat SMP Alif sudah berencana melanjutkan sekolah Ke SMU negeri diPadang yang akan memuluskan langkahnya untuk kuliah dijurusan yang sesuai. Namun amaknya (ibunya alif) tidak setuju dengan keinginan alif untuk masuk SMU, ibunya ingin alif menjadi Buya Hamka dan melanjutkan sekolah ke pondok pesantren.
Karena alif tidak ingin mengecewakan harapan orang tua khususnya ibu, alif pun menjalankan keinginan ibunya dan masuk pondok. Atas saran dari pamannya dikairo alif kecil pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah di pondok yang ada di Jawa Timur : PONDOK MADANI. Walaupun awalnya amak berat dengan keputusan Alif yang memilih pondok di Jawa bukan yang ada di dekat rumah mereka dengan pertimbangan Alif belum pernah menginjak tanah diluar ranah minang , namun akhirnya ibunya merestui keinginan Alif itu.

Selasa, 28 Februari 2012

2

Kisah bermula dari sebuah rumah sakit dengan seorang lelaki yang menunggui istrinya yang akan melahirkan anak keduanya. Tulisan mengalir ringan dengan kata-kata yang kadang mengundang senyum, walau ada kejadian yang sedikit dipaksakan atau meminjam istilah Donny sendiri – berlebihan.
Secara runut, novel ini mengisahkan bagaimana keluarga kecil yang terdiri dari papa, mama, Gita dan Gusni, sangat mencintai dunia bulutangkis. Gita merupakan atlit perempuan andalan Indonesia, sosok pekerja keras dan pantang menyerah dalam setiap pertandingannya. Sementara itu Gusni adalah seseorang yang bertubuh tambun tapi gesit dan lincah. Terlahir dengan bobot 7.5kg dan selalu membawa raket nyamuk listrik karena kecintaan nyamuk untuk menyedot darahnya. Keduanya dibesarkan dan dididik dengan penuh kasih saying oleh papa dan mama.

Jumat, 10 Februari 2012

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

SINOPSIS
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.
Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.